Oleh : Ari Supit
Jakarta, 22 Mei 2025 - Di tengah gelombang ketidakpastian global yang semakin tinggi, Indonesia kembali menunjukkan komitmennya untuk tetap berdiri kokoh dan melangkah maju. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 menjadi bukti nyata bahwa pemerintah tidak hanya bertahan, tapi juga berani memimpin. Dengan tema utama “Kedaulatan Pangan, Energi, dan Ekonomi”, RAPBN 2026 diarahkan untuk membentuk fondasi Indonesia yang tangguh, mandiri, dan sejahtera.
Ketidakpastian Global: Dunia yang Makin Tertutup
Kita tengah hidup di era pasca-globalisasi, di mana kerja sama multilateral melemah dan semangat proteksionisme kembali menguat. Amerika Serikat, sebagai kekuatan ekonomi utama, telah menetapkan tarif impor tinggi kepada lebih dari 145 negara. Langkah ini mengingatkan dunia pada era Merkantilisme — masa ketika negara-negara berlomba mengamankan kekayaan nasional dengan membatasi perdagangan.
Perang dagang antara AS dan Tiongkok masih berlanjut tanpa solusi tuntas, sementara lembaga internasional seperti World Trade Organization (WTO) justru kehilangan tajinya. Dampaknya terasa luas: laju pertumbuhan ekonomi global pun diprediksi oleh IMF hanya akan mencapai 3,0% pada tahun 2026 — angka yang mencerminkan stagnasi di tengah krisis iklim, ketegangan geopolitik, dan gangguan rantai pasok global.
Namun di tengah kegaduhan global itu, Indonesia menunjukkan daya tahan. Meski proyeksi pertumbuhan 2025 direvisi dari 5,1% menjadi 4,7%, pencapaian ini tetap tergolong solid. Negara ini tidak hanya mengandalkan stabilitas makro, tetapi mulai mengarahkan kebijakan fiskal ke sektor-sektor strategis yang menyentuh langsung kehidupan rakyat.
Fiskal 2026: Kunci Menuju Kedaulatan Nasional
RAPBN 2026 disusun bukan sekadar untuk mengelola keuangan negara, tetapi menjadi instrumen kebijakan yang menyatukan semangat kemandirian nasional. Pemerintah menetapkan delapan strategi utama untuk menghadapi tantangan ke depan:
1. Ketahanan Pangan: Dari Sawah ke Meja Makan
Pemerintah menggelontorkan dukungan untuk produksi pertanian melalui bantuan alat mesin pertanian (alsintan), subsidi pupuk yang lebih tepat sasaran, dan penguatan peran Bulog sebagai stabilisator pangan nasional. Selain itu, pembangunan dan penguatan lumbung pangan di berbagai wilayah diarahkan agar distribusi pangan tidak hanya mengandalkan satu titik pusat, tapi tersebar merata.
Langkah ini menjadi sangat penting di tengah ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik. Indonesia tidak bisa bergantung pada impor beras atau kedelai dalam jangka panjang. Kedaulatan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga harga yang terjangkau dan keadilan bagi petani.
2. Ketahanan Energi: Transisi Menuju Masa Depan
Indonesia bersiap meninggalkan ketergantungan pada energi fosil. RAPBN 2026 mendorong transisi energi bersih melalui percepatan hilirisasi biodiesel (B40-B50), pembangunan infrastruktur energi surya, hidro, dan panas bumi. Program ini sejalan dengan komitmen penurunan emisi karbon dan menciptakan peluang industri baru di sektor energi hijau.
Investasi dalam energi bersih bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga strategi geopolitik: negara yang bisa mengendalikan energi bersih adalah negara yang mengendalikan masa depan.
3. Makan Bergizi Gratis (MBG): Gizi untuk Masa Depan
Sebanyak 82,9 juta masyarakat akan menjadi penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis, yang disalurkan melalui 30.000 unit Sentra Penyedia Pangan dan Gizi (SPPG). Program ini bukan hanya soal memberi makan, tetapi tentang mencetak generasi unggul yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di era baru.
4. Pendidikan: Membangun Akar Peradaban
Dengan anggaran mencapai Rp727–761 triliun, sektor pendidikan menjadi tulang punggung pembangunan manusia. Fokus diberikan pada pengembangan sekolah unggulan di daerah, revitalisasi pendidikan vokasional, penguatan PAUD, hingga perluasan akses perguruan tinggi.
Kebijakan ini berupaya menghapus kesenjangan pendidikan, sekaligus menyiapkan tenaga kerja yang relevan dengan revolusi industri 4.0 dan 5.0.
5. Kesehatan: Investasi pada Kehidupan
RAPBN 2026 mengalokasikan anggaran Rp181–228 triliun untuk kesehatan, dengan fokus pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penurunan stunting, dan pelayanan kesehatan gratis di daerah tertinggal. Ini adalah bentuk negara hadir dalam kehidupan warganya, bukan hanya saat darurat, tapi dalam keseharian yang menentukan kualitas hidup.
6. Desa, Koperasi, dan UMKM: Ekonomi dari Akar Rumput
Pemberdayaan ekonomi rakyat menjadi landasan penting melalui penguatan Koperasi Digital Modern dan Produktif (KDMP). Pemerintah mendorong pengentasan kemiskinan berbasis desa dan UMKM, sehingga pertumbuhan tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi merata hingga pelosok.
7. Pertahanan Semesta: Modernisasi dan Kemandirian
Indonesia memperkuat sistem pertahanan semesta melalui modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), penguatan industri pertahanan dalam negeri, serta sistem keamanan siber nasional. Di tengah dinamika Indo-Pasifik, langkah ini krusial untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.
8. Akselerasi Investasi dan Perdagangan Global lewat Danantara
Sebagai platform diplomasi ekonomi digital, Danantara hadir untuk mempercepat akses Indonesia ke pasar global. Platform ini menghubungkan produk unggulan nasional dengan mitra luar negeri, sekaligus menjadi bagian dari strategi besar memperluas ekspor non-migas dan mengurangi defisit neraca perdagangan.
RAPBN 2026, Pilar Menuju Indonesia Emas
RAPBN 2026 adalah peta jalan menuju Indonesia Emas 2045. Di tengah krisis global, pemerintah tidak larut dalam kekhawatiran, melainkan menjadikan tantangan sebagai peluang untuk berbenah dan membangun fondasi baru yang lebih kuat.
Dengan arah kebijakan yang menitikberatkan pada kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi, serta keberpihakan terhadap rakyat, APBN 2026 tidak sekadar sebuah dokumen anggaran — ia adalah visi masa depan. Masa depan yang dimiliki dan diperjuangkan bersama oleh seluruh rakyat Indonesia.